Monday 21 May 2018


Bulan suci Ramadhan 1439 H telah tiba, dan kegiatan "ngabuburit" yang tentunya sudah menjadi suatu kebiasaan bagi kita dilakukan dalam rangka menunggu waktu berbuka tiba pun akan banyak kita temui di berbagai tempat.

Sama halnya dengan Forum Mahasiswa dan Pemuda Galuh Tabayun melalui Taman Baca Galuh Tabayun-nya, kegiatan ngabuburit ini tentu dimanfaatkan dengan baik untuk tetap konsisten dalam mengajak masyarakat umum khususnya anak di usia dini agar mau membiasakan diri untuk membaca buku.

Melalui Bazar Ramadhan 1439H yang diadakan oleh Karang Taruna Desa Cijeungjing, kegiatan gemar membaca buku ini menjadi kegiatan yang baru bagi Taman Baca Galuh Tabayun di bulan Ramadhan. "Alhamdulillah kawan-kawan dari Karang Taruna memberikan fasilitas kepada kami untuk tetap bisa memberikan manfaat dengan cara lain kepada masyarakat di bulan Ramadhan ini melalui Bazar yang mereka laksanakan" ujar Ade Ainul selaku Ketua Umum FORMAGAT.

Ade pun menjelaskan bahwa dirinya merasa senang karena melalui kegiatan bazar ini dia bersama FORMAGAT tetap bisa memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya anak-anak di usia dini agar kedepannya mereka menjadi pribadi yang gemar dalam membaca buku.

Gerakan "Ngabuburit Rasa Literasi" ini pun mendapatkan respon yang cukup positif dari masyarakat, terlihat di hari pertama saja sudah banyak anak-anak yang berkunjung ke booth Taman Baca Galuh Tabayun. Koordinator Taman Baca Galuh Tabayun, Apep Saepudin mengaku senang bisa tetap konsisten mengajak masyarakat untuk tetap gemar membaca buku di Bulan Ramadhan ini.

"Insya Allah kita akan tetap konsisten, terlebih kita ingin mengarahkan masyarakat khususnya adik-adik kita agar bisa memanfaatkan waktu ngabuburit mereka dengan kegiatan yang positif serta ikut berperan dalam rangka suksesi Gerakan Ciamis Membaca" ujarnya. Apep juga mengatakan, bukan hanya Lapak Baca Gratis saja yang akan diberikan, kegiatan lain seperti Diskusi Literasi, Parenting, dan Games Edukatif pun akan menjadi konten tambahan di hari-hari berikutnya. "Bukan cuma lapak baca gratis saja, fasilitas tanya jawab tentang pola asuh anak (parenting) pun akan kita berikan di hari-hari selanjutnya. Atau jika ada yang ingin sekedar berdiskusi mengenai Literasi, tentu akan kita terima dengan senang hati" tambahnya.

Kegiatan bazar yang akan berlangsung sampai dengan tanggal 10 Mei 2018 ini diadakan Karang Taruna Cijeungjing di Halaman Desa Cijeungjing Kecamamatan Cijeungjing, Ciamis. Hadir setiap hari menemani waktu ngabuburit dimulai pukul 15.00wib s.d menjelang Adzan Maghrib.

Moment Bazar ini pun dimanfaatkan FORMAGAT untuk membuka peluang bagi Masyarakat khususnya di lingkungan Desa Cijeungjing untuk berbagi di bulan Ramadhan ini melalui loket Rumah Peduli Formagat. "Kebetulan juga di Bulan Ramadhan ini kita akan melaksanakan kegiatan bantuan melalui Rumah Peduli kami. Jadi, dengan sangat terbuka kami akan menerima dan menampung segala bentuk bantuan yang akan diberikan masyarakat untuk kami salurkan kembali melalui program Rumah Peduli Formagat" tutup Ade Ainul Yakin.

<by RK>

Sunday 24 December 2017

Penggiat literasi Taman Baca Galuh Tabayyun, Wawan Setiawan, S.Pd, mendesak pemerintah daerah untuk memfasilitasi penulis, budayawan dan seniman untuk menyusun dan membuatkan buku-buku tentang sejarah, adat, budaya dan kesenian daerah.

“Kami berharap pemerintah memfasilitasi mereka, sehingga nantinya tercipta buku-buku sejarah, budaya, tradisi dan kesenian daerah Ciamis,” katanya.

Wawan menilai, penyusunan naskah atau buku bidang seni dan budaya serta tradisi Ciamis  juga perlu mendapat perhatian. Dengan begitu, referensi atau sumber bacaan mengenai Ciamis terus bertambah.

Tenaga pengajar, kata Wawan, bisa menjadikan buku-buku tersebut sebagai bahan ajar bagi para peserta didik. Wawan tidak ingin, generasi muda Ciamis tidak menguasai informasi dan wawasan tentang Ciamis lantaran minimnya buku atau sumber bacaan. 

Rektor Unigal, Dr. H. Yat Rosvia Brata, M.Si, ketika ditemui Koran HR, Selasa (12/12/2017), berpendapat, selayaknya pemerintah daerah memberikan dorongan, baik materi ataupun moral, kepada para penulis buku untuk terus berkarya dengan menciptakan buku-buku tentang Ciamis.    

“Kelemahan penulis biasanya dalam segi materi. Sebab, untuk membuat buku sampai diterbitkan itu sulit-sulit gampang. Sulit jika belum berpengalaman di bidang penerbitan buku dan gampang jika sudah menjadi penulis ternama,” katanya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan dan Pengelolaan Dinas Perpustakan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Ciamis, H. Rusalan Effendi, mengakui, Ciamis memiliki banyak budaya, tradisi serta kesenian yang bernilai historis tinggi.

“Di tingkat Jawa Barat, Ciamis merupakan salah satu yang mempunyai banyak peninggalan sejarah dan budaya. Sayang, sampai saat ini buku-buku yang membahas masalah itu masih sangat sedikit dan bisa dihitung jari,” katanya.

Rusalan menandaskan, inventarisasi adat, budaya, seni serta sejarah Kabupaten Ciamis perlu digiatkan dan dilanjutkan dengan penyusunan naskah dan dibukukan, agar generasi penerus bisa ikut melestarikan kearifan lokal yang ada di daerahnya.

Dikutip dari : Berita Ciamis, (harapanrakyat.com)

Wednesday 8 November 2017



Forum Pemuda Galuh Tabayun (Formagat) mendatangi kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Ciamis, Senin (6/11/17). Kedatangan Formagat untuk melakukan audiensi terkait Traffic Lights yang sering mengalami gangguan dan tidak berfungsi di sejumlah persimpangan jalan. Selain itu, Formagat juga menyampaikan aspirasi terkait tidak meratanya penerapan PJU (Penerangan Jalan Umum) termasuk panel surya yang sudah mati.

Ketua Formagat Ade Ainul Yakin mengatakan, sudah sering mendengar keluhan masyarakat terkait fasilitas umum di jalan, terutama yang berhubungan dengan Traffic Lights. Sebab jalan nasional yang melewati Ciamis merupakan jalur yang rawan kecelakaan. “Kan kasihan pengendara kalau harus menjadi korban saat melewati persimpangan jalan yang tak jarang dilalui kendaraan berat seperti tronton, bus antar provinsi dan kendaraan berat lainnya. Bila Traffic Lights atau sering orang bilang lampu merah dalam keadaan mati, itu sangat membahayakan karena kendaraan berat tidak bisa ngerem mendadak sehingga bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas”,terangnya.

Dikatakan Ade, Traffic Lights sudah sering dilakukan perbaikan namun dalam beberapa minggu ke depan, kembali mengalami kerusakan. Dirinya khwatir perbaikan dilakukan dengan asal-asalan sehingga umur dari Traffic Lights tersebut tidak lama. “Kita melakukan audiensi sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap masyarakat terutama pengendara jalan dan juga mengingatkan pihak-pihak terkait”, jelasnya.

Hal lain yang disampaikan, lanjut Ade terkait tidak meratanya lampu PJU disejumlah ruas jalan seperti di jalan Ciamis-Cirebon melalui alinayin. “Panel Surya juga kita pertanyakan sekaligus mengusulkan ZoSS (Zona Selamat Sekolah) agar anak-anak sekolah yang hendak menyeberang jalan bisa lebih aman” papar Ade.

Dishub Ciamis yang diterima langsung Sekretaris, Edi Yulianto didampingi staff lainnya menyatakan apresiasi atas kepedulian Formagat terkait fasilitas umum.

Edi mengakui adanya permasalah Traffic Lights di beberapa ruas jalan, namun pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa karena hal itu merupakan kewenangan Provinsi. Kendati demikian, pihaknya ke depan akan berkolaborasi dalam program literasi lalu lintas anak membaca, anak ceria mengingat Formagat sendiri mempunyai program baca buku yang hal ini diketahui Edi.

Dari semua hal yang dipertanyakan Formagat, Dishub Ciamis tidak memberikan penjelasan  lebih detail dan hanya menyatakan apresiasi dan menerangkan bahwa urusan Traffic Lights adalah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Di luar pada itu semua, Edi hanya mengajak kolaborasi pada program literasi lalu lintas anak membaca, anak ceria.




Friday 23 December 2016


Buku adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca buku, kita dapat menyerap banyak informasi, dapat berkelana ke berbagai Negara, bahkan ke dunia dongeng sekalipun. Pendeknya, dengan membaca, wawasan pengetahuan kita akan semakin luas. Namun sayangnya tidak semua orang gemar membaca.
Membaca adalah kegiatan yang sangat mudah untuk dilakukan namun sulit untuk membiasakannya. Kebiasaan membaca belum membudaya pada masyarakat, khususnya dikalangan pelajar di Indonesia ini. Kegemaran membaca bukanlah faktor keturunan melainkan dapat diperoleh melalui pembiasaan dan latihan yang continue. Para pelajar belum  merasakan kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan. Mereka masih merasakan membaca sebagai suatu kewajiban.
Minat baca adalah keinginan yang kuat, yang disertai dengan usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempuyai minat baca tinggi akan menjadikan membaca sebagai kebiasaan  kebutuhan. (dirjen Dikdasmen : 1996 )
Rendahnya minat baca pada siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni, faktor internal dan eksternal. Faktor internal salah satunya adalah kurangnya keinginan dalam diri siswa yang tidak suka membaca sedangkan faktor eksternal adalah keterbatasan dari keberagaman  jumlah dan jenis buku yang ada. Untuk mengatasi hal ini, pihak sekolah hendaknya kreatif dan berinisiatif untuk memperkaya khazanah dan buku-buku yang menarik serta bermanfaat untuk meningkatkan minat siswa dalam membudayakan gemar membaca. Tak kalah pentingnya guru sendiri harus menjadi contoh, dengan kata lain siswa tidak hanya mendengar anjuran dan perintah dari guru agar selalu membaca tetapi siswa sendiri melihat dan yakin bahwa guru mereka memang gemar membaca, tidak hanya sekedar gemar menyuruh membaca.
Membaca adalah pondasi dasar kemampuan seorang siswa. Siswa yang kemampuan membacanya minim akan berdampak pada hasil  belajarnya. Disamping itu kemampuan membaca juga berkaitan erat dengan kemampuan menulis. Semakin banyak siswa membaca, semakin luas pengetahuan dan banyak pengetahuan/informasi yang mereka peroleh, berarti semakin banyak pula gagasan yang dapat mereka tulis. Pada dasarnya orang akan menuliskan apa yang mereka ketahui. Firmanawati : 2004, mengatakan "membaca berarti adanya aktifitas mengangkat simbol-simbol berupa serangkaian huruf atau gambar."
Membaca juga berarti adanya proses mengaitkan suatu benda dengan lambang atau symbol yang dinyatakan dengan huruf-huruf. Membaca dapat diterapkan secara sambil bermain. Jean Marzollo dan Jeanice Liiyd dalam Leraning Through Play mengatakan "mengajarkan membaca dengan pendekatan bermain adalah metode yang paling efektif."

<Aep Supryadi>

Wednesday 21 December 2016

(Foto suasana Rapat Koordinasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Ciamis bersama SKPD terkait dan LSM di Kab. Ciamis)
SAMPAH merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua daerah di negara dunia. Tidak hanya itu di Indonesia sendiri masalah sampah ini sulit sekali terpecahkan karena samakin hari semakin meningkat tingkat volumenya.
Secara garis Besar Sampah dibedakan menjadi  :
1. Sampah Organik
    (sampah dapur, Sampah Restoran dll)
2. Sampah Anorganik
    (sampah logam, besi, alumunium, dll)
3. Sampah Berbahaya
    (Sampah botol, Baterai dll)
Di Kabupaten Ciamis sendiri khusunya, masalah sampah ini yang membuat keadaan tatanan kota ini menjadi kumuh dan bau, selain kumuh dan bau dari hari ke harinya itu sampah terus menumpuk dan pada akhirnya berserakan meskipun sudah di sediakannya tempat sampah oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota tapi tetap saja hal ini terjadi penumpukan sampah. Maka dari itu masalah sampah di Kabupaten Ciamis ini menjadi tanggung jawab bersama.
Dengan adanya program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) yang titik fokusnya sekarang ini adalah masalah sampah maka perlu adanya sinergitas dari berbagai pihak dan elemen masyarakat, baik itu dari Dinas / Intansi terkait, LSM, Mayarakat, dan yang lainnya guna menjadikan Ciamis bersih dan tidak kumuh.
"Permasalahan sampah di Kabupaten Ciamis ini harus segera diatasi, karena sudah sering terjadi akibat dari sampah yang berserakan dan menumpuk selain bau juga terlihat kumuh, maka dengan adanya program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh ) kami dari FORMAGAT siap berafiliasi guna memajukan dan membangun Ciamis ini menjadi bersih dan  tidak kumuh, melalui program pendidikan yakni Taman Baca Galuh Tabayun yang sering di lakukan di tiap mingguna di Alun – alun Ciamis dan Program Sosial yakni Rumah Peduli FORMAGAT setiap 3 bulan sekali", ujar Ketua FORMAGAT Ade Ainul Yakin saat ditanya di sela-sela Rapat Kordinasi yang diadakan Dinas Cipta Karya pada hari Selasa, 20 Desember 2016.
"Tinggal kami kembalikan lagi kepada masyarakat, mau atau tidak lingkungan kita khususnya di Kabupaten Ciamis ini bersih dan tidak kumuh ?" tutupnya.

<Asep Wahid>

Ikuti Kami